Sunday, June 7, 2015

Kisah Romeo dan Juliet versi chinese (Sam pek dan Eng tai)

Saya pernah lihat film dan membaca buku tentang Sampek dan Eng tai. Mereka merupakan kisah romeo dan juliet nya orang china. Apakah ini merupakan legenda atau fakta saya juga tidak jelas.he..he.. tapi kisah mereka benar benar sangat terkenal.

Sampek dan Engtai , dalam bahasa mandarin: Liang Shanbo (梁山伯) dan Zhu Yingtai (祝英台).

Dikisahkan,

Ada seorang gadis bernama Zhu Ying tai atau Eng tai, yang berasal dari kota Shangyu, Zhejiang, merupakan putri tunggal dari sebuah keluarga kaya bermarga Zhu. Pada zaman dahulu anak perempuan tidak diizinkan bersekolah dan hanya berada di rumah belajar mengurus rumah tangga. Hal ini membuat Eng tai merasa bosan, dia ingin sekali bersekolah.

Berulang kali Eng Tai membujuk ayahnya untuk mengijinkannya pergi sekolah, namun ayahnya selalu menolak dengan tegas. Suatu hari dia mendapat sebuah ide. Eng Tai mengurung diri di kamar dan berpura-pura sakit. Tuan Zhu yang khawatir dengan kesehatan putri tunggalnya menyetujui usul pengasuh putrinya, untuk memanggil seorang peramal.

"Tuan, saya sarankan anda untuk mengirim putri anda ke sekolah di luar kota, maka dia akan sembuh," kata si peramal.
"Apa? Tidak mungkin aku mengirim anak perempuanku bersekolah. Tak ada seorang gadis pun di sana!" kata Tuan Zhu gusar.

Tiba-tiba peramal itu menyingkap tutup kepala dan jubahnya. Tuan Zhu terkejut karena peramal itu tidak lain adalah Eng tai.

"Kalau aku berpakaian seperti tadi, dengan pakaian laki-laki, bolehkah aku pergi sekolah? Tidakkah ayah juga tidak mengenaliku tadi?" bujuk Eng Tai. Dengan bukti yang telah ada, meskipun berat hati Tuan zhu mengijinkan Eng Tai bersekolah.

Ditemani pembantunya Lin Ce yang setia, Eng Tai pun berangkat ke sekolah Sung Yee sebagai laki-laki.

Dalam perjalanannya, ia berkenalan dengan Sampek, yang berasal dari Kuaiji. Mereka memutuskan diri menjadi saudara angkat.

Saat bersekolah Eng tai dan Sam pek sangat kompak. Dan Sam pek tidak curiga bahwa Eng tai adalah seorang wanita. Di sekolah Eng tai mulai jatuh cinta dengan Sampek. Tetapi dia tidak bisa memberitahukan isi hatinya. Suatu hari saat berjalan jalan di danau, Eng tai mengatakan kepada Sam pek "lihatlah kita bagaikan sepasang burung entok yang sedang berenang di atas danau". Eng tai mengumpakan entok karena burung entok (sejenis bebek) adalah binatang yang selalu berpasangan dan hanya bersama 1 ekor pasangannya. Tetapi saat itu Sam pek tidak mengerti maksud Eng tai. Dan menyanyanginya bagai seorang adik lelakinya.

Waktu terus berjalan, tahun-tahun berlalu, tak sekali pun dia pulang menengok ayahnya. Sementara Lin Ce pembantunya jadi duta yang pulang pergi membawa kabar dan bekal.

Setelah 3 tahun berlalu, datanglah surat yang mengabarkan ayahnya sakit keras, Eng Tai pun bimbang. Dia ingin pulang menengok ayahnya, namun dia takut tidak akan bisa kembali ke sekolah, terutama takut tak bisa bertemu lagi dengan Sam Pek.Kepada Lin Ce dia berterus terang bahwa dia telah jatuh cinta kepada Sam Pek.

Akhirnya Eng Tai dan Lin Ce memutuskan utnuk meminta nasehat kepada guru Sun Yee. Eng Tai berterus terang bahwa dia adalah seorang gadis yang menyamar agar bisa sekolah. Untunglah beliau tidak marah. Eng Tai  menitipkan sebuah bandulan kipas kepada guru untuk diberikan kepada Sam Pek.

Dengan berat hati Sam Pek mengantar kepergian Eng Tai. Sebelum berpisah Eng Tai  mencoba memberi isyarat kepada Sam Pek bahwa dia adalah seorang gadis, namun Sam Pek tidak mengerti arti isyarat Eng Tai. Akhirnya Eng Tai menyerah dan berkata bahwa dia akan menjodohkan Sam Pek dengan adiknya, maka Sam Pek harus datang menemuinya dan melamarnya.

Setelah ditinggal Eng Tai, Sam Pek merasa kesepian. Akhirnya dia meminta ijin gurunya untuk menjenguk Eng Tai . Guru Sun Yee lalu memberikan bandulan kipas dari Eng Tai kepada Sam Pek dan memberitahukannya bahwa Eng Tai sebenarnya adalah seorang gadis. Sam Pek terkejut mendengarnya. Akhirnya dia mengerti bahwa sebenarnya Eng Tai  ingin agar Sam Pek melamar Eng Tai dan bukan adiknya. Dengan hati berbunga-bunga Sam Pek pun berpamitan dan langsung memacu kudanya ke rumah Eng Tai.

Sementara itu Tuan Zhu bermaksud menjodohkan Eng Tai dengan anak keluarga kaya dan berkuasa bernama Ma Wencai. Tentu saja Eng Tai  menolaknya dan berterus terang bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih yang akan segera melamarnya. Tuan Zhu sangat marah mendengarnya. Dia tetap memaksa Eng Tai  untuk menerima lamaran Ma Wencai dan mengancam akan mencelakakan Sam Pek jika Eng Tai berani menolaknya. Maka Eng Tai pun hanya bisa menangis sedih mendengar keputusan ayahnya.

Setelah beberapa waktu, akhirnya Sam Pek tiba di rumah Eng tai. Lalu Sam Pek mengutarakan isi hatinya dan betapa bodohnya sudah menyia yia kan waktu selama ini karena tidak tahu isyarat dari Eng tai. Eng Tai sangat senang dan bahagia serta memberitahukan bahwa dia juga sangat mencintai Sam Pek, tetapi takdir berkata lain dia memberitahu bahwa ayahnya telah menjodohkan dia dengan orang lain. Dia mengatakan pada Sam Pek bahwa walau dia menikah dengan orang lain cintanya hanya untuk Sam Pek seorang. Setelah mendengarnya Sam Pek sangat sedih dan putus asa. Lalu kembali ke rumahnya.

Setelah tiba di rumah Sam Pek hanya mengurung diri, juga tidak mau makan, dia telah kehilangan semangat hidupnya. Dan terus berkata bahwa walau tidak di kehidupan ini di kehidupan akan datang dia akan bisa bersatu dengan Eng tai. Kesehatan Sam Pek semakin buruk dan akhirnya dia meninggal dunia karena kesedihannya yang teramat dalam. Sebelum meninggal dia berpesan agar jasadnya dimakamkan di jalan yang akan dilintasi oleh kereta pengantin Eng tai.

Eng Tai pun berduka mendengar kematian kekasihnya. Dia menangis sepanjang hari dan meratapi nasib yang tidak menyatukannya dengan kekasih yang dicintainya.

Tuan Zhu sangat khawatir melihat keadaaan putrinya, maka dia meminta supaya tanggal pernikahan putrinya dipercepat.

Eng Tai lalu memohon kepada ayahnya supaya diijinkan untuk turun sebentar dari tandu pengantin dan mengunjungi makam Sam Pek untuk memberi penghormatan terakhir. Meski tidak setuju tapi akhirnya Tuan Zhu dan keluarga Ma memberi ijin.

Maka ketika iringan pengantin Eng Tai tiba di makam Sam Pek. Eng Tai  turun dari tandu dan berlutut di makam kekasihnya. Dengan menangis sedih dia berkata: "Kakak Sam Pek percayalah bahwa cintaku hanya untukmu. Aku tidak ingin menikah dengan orang lain. Jika kakak mendengarku, bawalah aku pergi bersama kakak!"

Mendadak angin bertiup sangat kencang dan hujan pun turun dengan derasnya. Di tengah suara petir yang menggelegar tiba-tiba makam Sam Pek terbelah dua dan muncullah lubang menganga di depan Eng Tai . Tanpa pikir panjang Eng Tai pun terjun ke dalam lubang tersebut tanpa sempat dicegah oleh para pengiringnya. Kemudian makam tersebut kembali menutup dan Eng Tai pun menghilang.

Suasana kembali cerah seperti tidak pernah ada kejadian apapun. Tinggallah para pengiring yang masih terkejut dengan kejadian tersebut. Hanya Lin Ce yang menangis meratapi kepergian majikannya. Tiba-tiba dari balik makam, muncullah sepasang kupu-kupu yang cantik. Mereka berputar-putar sebentar di kepala Lin Ce sebelum akhirnya terbang jauh dengan gembira. Lin Ce yakin bahwa kupu-kupu itu adalah penjelmaan roh majikannya yang telah bersatu dengan kekasihnya.

Maka kisah mereka dikenal juga dengan butterfly lovers.

Tuesday, June 2, 2015

Pernikahan tradisi tionghua

Untuk kita warga negara indonesia yang keturunan tiong hua atau china kita masih melaksanakan pernikahan menurut tradisi nenek moyang. Sama juga dengan suku suku lainnya mereka juga menikah dan masih menjalankan tradisi mereka.
Yang akan saya bahas adalah pernikahan menurut tradisi chinese atau tiong hua. Saya akan share tentang pengalaman pribadi saya dan yang umum dilaksanakan oleh orang tiong hua di seluruh dunia. Apa saja sih yang akan dilakukan saat menjelang dan pada saat hari pernikahan? Berikut saya jelaskan :
1. Khua jit alias menentukan hari baik.
     Biasanya bila kita sudah mau menikah. Maka orang tua dari pihak dari calon pengantin pria akan pergi ke klenteng untuk mencari hari baik, apakah untuk proses selanjutnya atau meminta hari baik pernikahan kita. Ada pula yang ke klenteng khua pek ji alias melihat kecocokan pasangan yang akan menikah. Bagusnya bila kita sudah saling mencintai dan merasa cocok jangan suruh ortu liat pek ji lah, ntar susah kalau cocok mending, kalau tidak cocok bisa bisa ortu suruh jangan menikah bisa ribet deh,.ha..haa.. Tapi tergantung tiap tiap orang sih, ada yang sudah cinta berat tapi pek ji nya ga cocok juga tetap menikah ada juga yang membatalkan menikah bahkan putus dari kekasihnya.ha..ha..
2. Sang le alias melamar.
     Bila sudah melihat hari baik biasanya chai koh alias biksuni klenteng akan memberitahu kapan hari yang bagus untuk melamar, dsbnya. Jika biasanya kita melamar atau dilamar dengan cara yang romantis oleh pasangan kita, maka jika di tradisi tiong hua kita dapat plus plus lagi, kita sebagai pihak perempuan akan dilamar oleh wali dari pihak lelaki, biasanya bukan langsung orang tua pihak lelaki melainkan kakak,bibi, tante, dsbnya. Nah untuk sang leh ini ada yang menarik, biasanya jika sih calon pengantin wanita sedang di rumah dia harus tetap di kamar dan tidak boleh meyaksikan acara atau prosesi lamarannya. Biasanya jika di adat jawa akan diberikan perhiasan atau mas kawin atau lain lain. Dan di adat batak juga akan dibahas berapa mahar atau mas kawin yang harus  diberi pihak lelaki. Jika di tiong hua kita akan diberikan sesuai suku kita, chinese atau tiong hua sendiri masih banyak suku sukunya. Biasanya selalu ada apel yang melambangkan kesehatan, huat kue atau tua huat yang melambangkan huat atau berkembang pesat, ada juga angpau atau amplop yang melambangkan mas kawin, isinya ga ditentukan harus berapa, dan terdiri dari 3 angpau yang melambangkan ortu membesarkan, melahirkan dan membersihkan popok kita,hahahaha..serta ada juga kue kering alias pia yang diminta jumlahnya berapa banyak untuk dibagikan kepada keluarga pengantin wanita yang menandakan atau memberitahukan anak perempuannya sudah dilamar. Dan untuk pihak perempuan juga sang le sebagai balasan kepada pihak lelaki biasanya ada dompet, tali pingang untuk pengantin pria, ada angpau juga yang melambangkan rezeki untuk si pria bisa membangun rumah dan keluarga. Sang le sebenarnya artinya menjalankan le so atau li mao atau tradisi atau adat istiadat sopan santun.
3. Pai tu atau menghias lemari.
    Nah bagian ini yang saya paling suka, kita setelah dilamar oleh pihak lelaki kita diberi tugas untuk menghias lemari pengantin kita di kamar pengantin kita. Harinya un sudah ditentukan, biasanya setiap wanita chinese or tiong hua yang sudah membina hubungan serius akan nyicil nyicil beli hiasan lemari pengantinnya kelak. Biasanya selalu ada patung akong ama atau kakek nenek yang dimaksudkan kelak pengantin bisa tetap akur hingga kakek nenek. Ada juga sepasang angsa, entok, atau merpati yang melambangkan cinta sejati. Entok di ambil dari kisah sampek eng thai merupakan cerita romeo julietny orang chinese. Cerita ini akan saya sampaikan di blog yang lain ya,.hee..hee.. tunggu saja. Di bawah nanti juga saya akan sharekan sedikit hiasan lemari pengantin saya dulu sewaktu menikah.

4. Ang cheng alias menghias tempat tidur pengantin.
    Menjelang hari h pernikahan urusan terakhir adalah soal penempatan atau penurunan tempat tidur baru calon pengantin. Biasanya hari ang cheng sama dengan hari pai tu. Ang cheng adalah mengatur tata letak serta menghias tempat tidur. Jika pun sebelum menikah tempat tidurny sudah dibeli, tidak boleh diturunkan dulu jika belum hari ang cheng. Pada hari ang cheng kita bisa mengunakan sprei, be cover, dll sesuai keinginan kita. Biasanya dominasi warna merah, orang tiong hua suka merah atau ang. Sekarang desainnya juga sudah lucu lucu, tinggal pilih maubyang gimana penjual sprei akan mendesain nya.

Sekian cerita dan peristiwa yang akan kita lewati sebelum hari h pernikahan. Masih banyak cerita lainnya, tentang tradisi dan pernikahan tiong hua. Salam untuk kita semua ya, dan semoga yang akan melangsungkan pernikahan bisa tahu apa saja tradisinya dan apa yang perlu disiapkan.