Tuesday, June 2, 2015

Pernikahan tradisi tionghua

Untuk kita warga negara indonesia yang keturunan tiong hua atau china kita masih melaksanakan pernikahan menurut tradisi nenek moyang. Sama juga dengan suku suku lainnya mereka juga menikah dan masih menjalankan tradisi mereka.
Yang akan saya bahas adalah pernikahan menurut tradisi chinese atau tiong hua. Saya akan share tentang pengalaman pribadi saya dan yang umum dilaksanakan oleh orang tiong hua di seluruh dunia. Apa saja sih yang akan dilakukan saat menjelang dan pada saat hari pernikahan? Berikut saya jelaskan :
1. Khua jit alias menentukan hari baik.
     Biasanya bila kita sudah mau menikah. Maka orang tua dari pihak dari calon pengantin pria akan pergi ke klenteng untuk mencari hari baik, apakah untuk proses selanjutnya atau meminta hari baik pernikahan kita. Ada pula yang ke klenteng khua pek ji alias melihat kecocokan pasangan yang akan menikah. Bagusnya bila kita sudah saling mencintai dan merasa cocok jangan suruh ortu liat pek ji lah, ntar susah kalau cocok mending, kalau tidak cocok bisa bisa ortu suruh jangan menikah bisa ribet deh,.ha..haa.. Tapi tergantung tiap tiap orang sih, ada yang sudah cinta berat tapi pek ji nya ga cocok juga tetap menikah ada juga yang membatalkan menikah bahkan putus dari kekasihnya.ha..ha..
2. Sang le alias melamar.
     Bila sudah melihat hari baik biasanya chai koh alias biksuni klenteng akan memberitahu kapan hari yang bagus untuk melamar, dsbnya. Jika biasanya kita melamar atau dilamar dengan cara yang romantis oleh pasangan kita, maka jika di tradisi tiong hua kita dapat plus plus lagi, kita sebagai pihak perempuan akan dilamar oleh wali dari pihak lelaki, biasanya bukan langsung orang tua pihak lelaki melainkan kakak,bibi, tante, dsbnya. Nah untuk sang leh ini ada yang menarik, biasanya jika sih calon pengantin wanita sedang di rumah dia harus tetap di kamar dan tidak boleh meyaksikan acara atau prosesi lamarannya. Biasanya jika di adat jawa akan diberikan perhiasan atau mas kawin atau lain lain. Dan di adat batak juga akan dibahas berapa mahar atau mas kawin yang harus  diberi pihak lelaki. Jika di tiong hua kita akan diberikan sesuai suku kita, chinese atau tiong hua sendiri masih banyak suku sukunya. Biasanya selalu ada apel yang melambangkan kesehatan, huat kue atau tua huat yang melambangkan huat atau berkembang pesat, ada juga angpau atau amplop yang melambangkan mas kawin, isinya ga ditentukan harus berapa, dan terdiri dari 3 angpau yang melambangkan ortu membesarkan, melahirkan dan membersihkan popok kita,hahahaha..serta ada juga kue kering alias pia yang diminta jumlahnya berapa banyak untuk dibagikan kepada keluarga pengantin wanita yang menandakan atau memberitahukan anak perempuannya sudah dilamar. Dan untuk pihak perempuan juga sang le sebagai balasan kepada pihak lelaki biasanya ada dompet, tali pingang untuk pengantin pria, ada angpau juga yang melambangkan rezeki untuk si pria bisa membangun rumah dan keluarga. Sang le sebenarnya artinya menjalankan le so atau li mao atau tradisi atau adat istiadat sopan santun.
3. Pai tu atau menghias lemari.
    Nah bagian ini yang saya paling suka, kita setelah dilamar oleh pihak lelaki kita diberi tugas untuk menghias lemari pengantin kita di kamar pengantin kita. Harinya un sudah ditentukan, biasanya setiap wanita chinese or tiong hua yang sudah membina hubungan serius akan nyicil nyicil beli hiasan lemari pengantinnya kelak. Biasanya selalu ada patung akong ama atau kakek nenek yang dimaksudkan kelak pengantin bisa tetap akur hingga kakek nenek. Ada juga sepasang angsa, entok, atau merpati yang melambangkan cinta sejati. Entok di ambil dari kisah sampek eng thai merupakan cerita romeo julietny orang chinese. Cerita ini akan saya sampaikan di blog yang lain ya,.hee..hee.. tunggu saja. Di bawah nanti juga saya akan sharekan sedikit hiasan lemari pengantin saya dulu sewaktu menikah.

4. Ang cheng alias menghias tempat tidur pengantin.
    Menjelang hari h pernikahan urusan terakhir adalah soal penempatan atau penurunan tempat tidur baru calon pengantin. Biasanya hari ang cheng sama dengan hari pai tu. Ang cheng adalah mengatur tata letak serta menghias tempat tidur. Jika pun sebelum menikah tempat tidurny sudah dibeli, tidak boleh diturunkan dulu jika belum hari ang cheng. Pada hari ang cheng kita bisa mengunakan sprei, be cover, dll sesuai keinginan kita. Biasanya dominasi warna merah, orang tiong hua suka merah atau ang. Sekarang desainnya juga sudah lucu lucu, tinggal pilih maubyang gimana penjual sprei akan mendesain nya.

Sekian cerita dan peristiwa yang akan kita lewati sebelum hari h pernikahan. Masih banyak cerita lainnya, tentang tradisi dan pernikahan tiong hua. Salam untuk kita semua ya, dan semoga yang akan melangsungkan pernikahan bisa tahu apa saja tradisinya dan apa yang perlu disiapkan. 


3 comments:

  1. Shampoo nya Sari Ayu (product dalam negeri) tapi sabun nya BIORE (product luar negeri)

    ReplyDelete
  2. Ha..ha.. yg mana pun boleh kan terserah pengantin wanitanya mau pajang apa di lemari pengantinnya,hee..hee.,

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete