Saat saat pernikahan adalah saat yang membahagiakan, cucuku yang dari anak kedua telah menikah, kami menghadiri acara pernikahannya di honolulu, Hawai. Suasana pernikahannya sangat romantis dan mereka memilih pantai sebagai tempat disakralkannya pernikahan mereka. Si Cindy, cucuku yang menikah ini mengingatkanku pada saat pernikahanku dulu.
Saat dulu aku menikah dengan Wills kami menikah di sebuah Gereja di Amerika. Banyak teman teman Wills dan saudara serta kerabat Wills yang hadir. Wills tahu bahwa aku sangat suka bunga mawar, mereka pun mendesain suasana gereja dengan bunga mawar, dari pihakku hanya kakak pertamaku yang hadir saat itu. Dia ingin jalan jalan ke Amerika, sekaligus juga menghadiri pernikahanku, selain itu dia menikah dengan lelaki tajir, dialah yang paling kaya di antara kami semua.
Saat memasuki aula gereja, hatiku bergetar dan aku berdoa di dalam hati semoga Wills memang direncanakan Tuhan sebagai pasangan hidupku hingga akhir hayat, semoga cinta kasih kami tidak berubah dan tetap saling setia hingga maut memisahkan. Saat aku melihat bunga bunga mawar di sisi kanan kiri sepanjang jalanku menuju ke panggung atas mendekati Wills dan pastor, perasaan grogi dan kaku mulai hilang.
Kakak pertamaku dan suaminya menjadi saksi pernikahan kami dari pihakku, ayah dan ibu Wills menjadi saksi atau wali dari pihak Wills, setelah pemberkatan kami di gereja, kami melangsungkan resepsi di rumah orang tua Wills, dan kami memilih taman sebagai tempat resepsi dan menghidangkan berbagai menu makanan dan minuman.
Acara pernikahan pun telah usai, hari yang lelah dan paling membahagiakan sepanjang hidupku,. Sentuhan tangan Wills, membangunkan aku dari lamunanku, aku tersenyum sambil berbisik :" Saya jadi teringat saat kita menikah dulu, sama seperti Cindy saya masih begitu muda dan cantik, ha..ha.." Wills, hanya menatapku dan mencium keningku dengan manis, kami masih pasangan yang romantis walau telah berusia lanjut.
Semenjak aku mulai tua dan mulai rhematik serta banyak keluhan kesehatan lainnya, aku jadi sering mudah marah dan Wills lah yang paling memahamiku. Aku ingin sekali berkunjung kembali ke kampung halamanku menemuiku kakak dan adik adikku sebelum aku terlalu tua untuk berjalan, aku menyampaikan hal ini pada William dan dia pun mengiyakan dan kami bersama sama berangkat ke Indonesia, ke tanah kelahiranku, sudah 50tahun lebih aku tidak pulang, terakhir aku pulang saat anak pertamakku sudah berusia 5 tahun, kami membawanya bersama ke Indonesia mengunjungi kakek dan neneknya.
Ayah dan ibuku telah lama tiada, kami sering mengirim surat atau terkadang menelepon orang tuaku dari Amerika, kini aku mengunjungi kakak dan adikku yang masih ada, kami bertujuh bersaudara. Saat saat yang kutunggu untuk berkunjung ke kampung halamanku akhirnya terwujud, kukunjungi saudaraku satu persatu, ada yang telah tiada, dan anak cucu mereka yang mengunjungi kami di kampung. Saat datang ke indonesia, Wills pun sudah susah berjalan dan memakai tongkat, kami ditemanin anak kedua kami dan keluarganya ke Indonesia. Ini seperti reunian dan perkenalan antar saudara.
Hariku mulai senja, akupun telah rentah, aku kini hanya bisa berbaring dan Wills yang setia menemaniku serta menantuku bergantian menjagaku dan membersihkan diriku jika buang air atau mengelap badanku. Suamiku yang kini selalu rajin menyuapiku dan kami masih tetap berbahagia dan selalu romantis. Bahkan kami berjanji jika nanti salah satu dari kami yang terlebih dahulu dijemput Tuhan, kami akan saling menanti.
Saat saat terakhirku telah tiba, nafasku terengah engah, aku susah bernafas, dan aku melihat para malaikat telah berkumpul dan mengendarai kereta kuda untuk menjemputku. Saat saat terakhir mulai kurasakan, akupun tidak takut atau merasa menyesal, aku merasa hidup yang aku jalani telah sangat baik dan aku sangat berbahagia. Jika aku yang duluan dijemput, aku akan menanti Wills di surga. " I love you so much, my dear, my heart " itulah bisikan terakhir yang masih bisa kudengar dari Wills.
Aku telah tiada di dunia, kini aku bersama para malaikat di surga. Aku menanti kedatanganmu di surga bersamaku lagi Wills, dan kulihat dari surga, ragaku dimasukan di dalam peti mati dengan riasan wajah yang lumayan, dan disisiku ditaburi banyak bunga mawar, bunga kesayangan dan kesukaanku. Kulihat Wills, mengambil sekuntum bunga mawar, diletakan diantar jari jari tanganku, dia sudah susah berjalan, dia duduk di atas kursi roda dan anak anakku membantunya berdiri untuk menyentuh wajahku dan meletakan bunga mawar itu.
Dari Surga, aku berbisik padanya :" I love you so much also my dear, my hubby, we will meet again in heaven." Kulihat matanya berbinar binar, dan seperti mengerti maksudku dia tersenyum manis, senyum yang membuatku jatuh cinta padanya saat pertama kali mengenalnya si pria jangkung.
Ps. Ini adalah karya Fiksi keduaku. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.