Diusiaku yang senja ini, aku duduk termenung di kursi santai di pekarangan rumahku yang indah sambil menikmati angin sepoi sepoi bertiup. Bayanganku tertuju pada sekuntum bunga mawar merah di tamanku ini. Sembari memandangi bunga itu, aku jadi teringat saat usiaku masih belia, sweet seventeen kata orang adalah masa terindah, aku jadi teringat kisah cintaku dan sekuntum mawar merah ini.
Saat di usiaku yang ke 17, bagai sekuntum bunga yang baru mekar dikelilingi banyak lebah yang ingin menghisap madunya yang masih segar. Begitulah diibaratkan seorang gadis yang masih berusia 17 tahun dikelilingi banyak lelaki yang akan menyanding sang gadis menjadi istri atau pasangan hidup mereka.
Cerita berlanjut saat ada seorang pria yg masih begitu belia, umurnya sekitar 2 atau 3 tahun lebih tua dariku. Pria ini, tidak lelah menatapku saat bertemu pertama sekali. Dan dia juga memperkenalkan diri serta banyak juga teman temannya yang ikut saat itu. Matanya yang biru, badannya yang jangkung, membuatku merasa dia adalah pria yang cool alias keren,ha..ha..
Tak terasa perkenalan kami pun sudah 3 bulan berlalu, si pria tak lelah memberi kabar, menyuratiku. Walau terkadang aku malas dan bosan dengan segudang pertanyaan dan puisi puisi aneh di dalam surat itu. Terkadang aku pun malas membalas atau menjawab surat surat darinya, bagiku duniaku masih banyak yang bisa kupilih sebagai pasanganku daripada kepadanya ku menaruh hati, tidak ada kepastian yang berarti. Pria itu tinggalnya jauh, di sebrang lautan bahkan di sebrang samudra, di benua yang lain dari benua asia kita. Negara yang kucintai, Indonesia, rasanya tidak mungkin aku bisa bersamanya, leluhur dan nenek moyangku telah memilih negara ini sebagai pelabuhan mereka, tentu negara ini adalah yang terbaik dan termakmur.
Banyak pertimbanganku terhadap dia, si pria jangkung. Walau parasnya sangat menarik hati, matanya biru, kulitnya putih, badannya tinggi semampai dan tinggalnya di Negri Paman Sam. Rasanya gadis lain akan segera jatuh hati kepadanya, banyak perasaan, bimbang, dan pertimbangan yang kurasakan. Walau sesekali hatiku bisa tergetar, akan tulisan surat dan kata kata romantisnya, setiap hari yang spesial, aku akan mendapatkan kiriman sekuntum bunga mawar, pada saat ultahku misalnya, aku mendapat kiriman bunga mawar dan sebuah kartu pos dari pria jangkung, bunganya harum sekali dan dibungkus sangat indah, aku bahkan bingung, bagaimana bunga nya masih tetap utuh walau dikirim dari Negri Paman Sam sana.
" Ei, nenek, nenek copot ngapain elu? mimpi di tengah hari? melamun terus nanti kamu dirasukin hantu lho,." Ujar si Kakek Tua. Waduh suamiku ini, menganggu saja lamunanku yang sedang indah indahnya. Aku hanya menjawab "Enak aja panggil nenek copot, dasar kamu kakek pikun, mengganggu lamunanku saja".
Begitulah keseharianku dengan kakek tua ini, tidak sadar diri sendiri juga sudah tua dan copot. Tapi dengan begitu, kami masih tetap ronantis dan masih ada yang namanya saat dating lho. Itulah yang aku suka dari suamiku ini,walau terkadang menyebalkan juga.
"Ayo, cepat siap siap, pakai pakaian yang angun ya malam ini kita akan ke maybeach, pantainya indah dan disana ada cafe yang katanya romantis di tengah tengah pantai." Ujar kakek tua kepada nenek tua, yaitu diriku,ha..ha..
"Sudah siap belum? Windy, lamanya dirimu, tahu tidak dimana aku letakkan kacamataku dan kunci mobilku? bagaimana kita berangkat tanpa mobil, bantu aku mencarinya, Windy darling". Ujar kakek tua dari lantai bawah.
" Iya, sabar ya my dear, Wills, u alway make it as my job to found your key and your glasses " ujarku kepada William, suamiku tercinta. Begitulah keseharian kami yang tua ini. Akhirnya kutemukan kunci dan kacamata nya William, dan kami pun berangkat ke pantai yang romantia itu.
Jaraknya lumayan jauh, aku juga sempat dag dig dug, Wills udah tua, dan gelap, apa masih bisa dia bawa mobil? Ditemanin musik klasik kesukaaan kami di mobil dan sederetan gps mobil akhirnya kami pun tiba di Maybeach.
Pantainya indah, dan suasananya benar benar romantis, cafe yang di atas pantai dan ditemanin lilin lilin kecil membuat cafe ini semakin hidup. Rasanya benar kata Wills, we will enjoy the cafe and the beach also the romatic place.
No comments:
Post a Comment